Beternak Burung Puyuh (Coturnix- Coturnix Japonica)

1. Keutaman Beternak Burung Puyuh
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuhnya relative kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Manfaat ternak puyuh adalah :
  1. Telur dan daginmgnyamempunyai nilai gizi dan rasa lezat
  2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabit rumah tangga lainnya.
  3. Kotorannya sebagi pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
2. Pemeliharaan Burung Puyuh.
a. Pemilihan bibit.
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan. Ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh yaitu:
  1. Untuk produksi telur kopnsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
  2. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan ouyuh petelur afikran.
  3. UIntuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
b. Kandang
Dalam system perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperature kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C, kelembaban kandang berkisar 30-80%, penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang bias diterapkan yaitu system litter (lantai sekam) dan system sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjutnya menjadi 60 ekor untuk 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yang bias digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah: 
  1. Kandang untuk induk pembibitan kandang ini berpengaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200M2.
  2. Kandang untuk induk petelur kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bias juga sama.
  3. Kandang untuk anak puyuh/umur starter (kandang indukan) Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung danb dapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi klaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh)
  4. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu). Bentuk, ukuran maupun peralatan sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
c. Pakan
  Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bentuk pellet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil mematuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-0matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di padi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus menerus.
 
d. Penyakit
  Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksin terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin. Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shop.
1. Pemberian Vaksinasi dan Obat.
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksinasi dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari took peternakan (Poultry Shoup) yang ada di dekat Anda beternak puyuh.

2. Penyakit
  1. Radang Usus (Quail enteritis) Puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran yang membentuk spora dan menyerang anus, sehingga timbul peradangan pada anus. Pengendaliannya: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
  2. Tetelo (NCD?New Casstel Diseae). Puyuh sulit bernapas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis” yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian : (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatanyang tercemar virus, binatang vector penyakit tetelo.  BNurung Puyuh yang mati segera dibakar/dibuang. (2) pisahkan Burung Puyuh yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
  3. Berak putih (Pullorum) Kotroran bewrna putih, nafsu makan hilang. Sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian sama dengan penyakit telo.
  4. Berak darah (Coccidiosis) tinja berdarah dan mencret. Nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendaliannya (1) menjaga kebersihan lingkungan, Menjaga litter tetap kering (2) dengn tetra Choline capsule diberikan melalui mulut, Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, ampropilium, cxaldaycocox.
  5. Cacar Unggas (Fowl Pox) Timbulnya kerpeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut danfarink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalianya dengan cara vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh terinfeksi.
  6. Quail Bronchitis. Puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan  bersin, mata dan hidung kadang-kladang mengeluarkan lender serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendaliannya dengan pemberian pakan bergizi dengan sanitasi yang memadai.
  7. Aspergillosis Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendaliannya dengan cara memperbaiki sanityasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
  8. Cacing. Puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendaliannya dengan cara menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
e. Panen
Pada usia pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung. Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afikran, tinja dan bulu puyuh.

Itulah sekilas tentang cara Beternak  Burung Puyuh (Coturnix- Coturnix Japonica) , semoga bermanfa'at.

Untuk Menambah wawasan anda silahkan kunjungi link berikut ini: